Selamat Datang di Blog Saya, Media untuk Belajar dan Berbagi Pengalaman tentang Pertanian, Semoga Sukses Selalu Sahabat Tani

Wednesday, November 16, 2011

Budidaya Tanaman Cabai Hibrida Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) Di Daerah Dataran Tinggi



Bertanam cabai, terutama cabai besar dan cabai keriting masih menjadi primadona bagi kebanyakan petani sayuran di indonesia, baik petani sayuran sejati maupun petani yang sengaja terjun ke pertanian secara dadakan karena tergiur melihat hitung-hitungan beragribisnis buah pedas ini. Alasan utama sistem MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan.

Syarat tumbuh tanaman cabe



Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah, tetapi sekarang di dataran tinggi pun dapat ditanami cabai sampai ketinggian 2500 meter dpl dan biasanya kalau ditanam di dataran tinggi umur panen lebih lama daripada di dataran rendah. suhu yang paling ideal untuk perkecambahan benih cabai adalah 25-30 derajat celcius, Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 28 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah yang optimal antara 6,5 sampai 7.
Tanaman cabe menghendaki pengairan yang cukup. Tetapi apabila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri. Jika kekurangan air tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CABE

Dalam pembudidayaan cabe, perlu ketrampilan dan pengalaman lapangan yang memadai. Pemilihan varietas sangat penting untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan pasar.
Tahap awal budidaya cabe adalah membuat persemaian guna menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan. Media semai yang dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup nutrisi. Bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos atau pupuk kandang, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK dan Blue Spesial sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut.



Setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada polybag dan benih siap di semai dengan membuat lubang kecil sedalam 0.5 cm (catatan : benih yang akan disemai sebaiknya diberi fungisida,bakterisida dan antoniak dan direndam dengan air suam-suam kuku selama semalam sebelum di semai kedalam polybag agar benih dapat bertahan dari hama).untuk menghindari hama dan penyakit serta untuk mempertahankan kelembapan, bendengan tempat meletakkan polybag yang berisi bibit cabai ditutup rapat dengan menggunakan tutup rapat menggunakan plastik bening atau jaring yang disangga dengan rangka dari bambu.


PENGOLAH TANAH


Lahan yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam gulma dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit. Apabila lahan banyak ditumbuhi gulma, pembersihan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan mesin babat, jika pembersihan dilakukan dengan menggunakan herbisida di khawatirkan akan membunuh mikro organisme yang amat berguna bagi kesuburan tanah.
Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan cangkul, hewan ternak maupun dengan bajak traktor. Pembajakan dan penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah.
Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 – 110 cm dengan ketinggian bedengan 50 – 60 cm dan lebar parit 50 – 60 cm . Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pengukuran pH tanah juga perlu dilakuan dengan alat pH meter atau dengan kertas lakmus. Untuk menaikkan pH tanah lakukan pengapuran lahan menggunakan dolomint atau kapur pertanian dengan dosis 2 – 4 ton/Ha atau 200 – 400 gram / meter persegi tergantung pH tanah yang akan dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau pada saat pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau pupuk kandang. Pupuk kandang yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton / Ha,
Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk blue spesial, 1,5 kg untuk 12 meter panjang bedengan atau 1,5 ton / hektar dan ditambah dengan pupuk kandang.
Tahap berikutnya adalah pemasangan mulsa plastic hitam perak yang berguna untuk menekan perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi tanah, mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah serta dapat mencegah terjadinya pencucian pupuk. Pemasangan mulsa dilakukan dengan cara membentang dan menarik antara dua sisi dengan permukaan perak di bagaian atas. Setiap ujung dan sisi mulsa dikancing dengan pasak, Agar pemasangan mulsa lebih optimal dan dapat menutup permukaan bedengan dengan baik sebaiknya dilakukan pada siang hari atau saat cuaca panas.

TEKNIK PENANAMAN


Jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar baris.


Pembuatan lubang pada mulsa dapat menggunakan system pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat sedalam 10– 13 cm atau sesuai dengan besarnya polybag.

Bibit cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4 daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam
Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas, dengan cara merobek polybag semai dan diusahakan media tidak pecah dan langsung dimasukkan pada lubang tanam.
Kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.

PEMELIHARAAN TANAMAN


Setelah tanaman berumur 7 – 14 hst , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan normal atau mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian.
Jika pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara mencabut . Pengendalian gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit dengan menggunakan cangkul atau dengan menggunakan mesin babat untuk membabat gulma, hal ini perlu terus dilakukan pada saat gulma itu telah mengganggu pertumbuhan tanaman cabai.

Pewiwilan perlu dilakukan pada tunas yang tumbuh pada ketiak yang berada dibawah cabang utama dan bunga pertama yang muncul pada cabang utama. Pewiwilan ini dilakukan agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimal.
Pengikatan dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang berada dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.

PEMUPUKAN SUSULAN DAN PENYEMPROTAN UNTUK MEMBERANTAS HAMA





Untuk memacu pertumbuhan tanaman, dianjurkan untuk melakukan pemupukan mulai umur 7 sampai 60 hst dengan SS Pertumbuhan dan Blue sepesial ,pada saat tanaman mulai berbuah diberi pupuk NPK dan Blue sepesial pupuk ini diberi dengan cara di tabur dan pemberantasan hama dengan menggunakan pestisida, Dekamon (Perangsang),DemoLish (Inteksida),Manzete (Fungisida),EM4 di aplikasikan sesuai dosis. penyemprotan dilakukan 15 hari sekali sampai panen.






PANEN








Pada saat tanaman berumur 80 – 100 hst yang ditandai dengan buahnya yang padat dan saya memanen buah cabai ini buahnya dalam keadaan hijau karena jika dipanen pada saat buah merah biasanya batang tanaman cabai cepat mati. Umur panen cabe tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 14 hari sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar.
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabe dapat disimpan lebih lama. Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat. Pisahkan buah cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat.
Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan.


PASCA PANEN CABE





Hasil panen yang telah dipisahkan antara cabe yang sehat dan yang rusak, selanjutnya dikumpulkan di tempat yang sejuk atau teduh sehingga cabe tetap segar, dan cabai siap didistribusikan ke pedagang pengumpul untuk di jual.

Cara Beternak Ayam Petelur

  Ayam petelur, juga dikenal sebagai ayam ras petelur, adalah salah satu jenis ternak yang paling umum di seluruh dunia. Mereka menghasilkan...